Jumat, 30 Maret 2012

siklus DBD ( demam berdarah dengue

Demam tinggi selama tiga hari yang disusul dengan kemudian turun secara drastis, perlu diwaspadai. Mungkin saja itu pertanda DBD menyerang. Jangan anggap remeh hal ini, segera periksakan ke dokter.

DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue tipe I-IV yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini juga disertai dengan demam tinggi hingga mencapai 39 derajat. Jelas ini bukan demam biasa. Jika terlambat menanganinya, bisa menimbulkan syok hingga kematian. Terbukti dari tahun ke tahun angka kematian yang diakibatkan oleh DBD ini terbilang tinggi di Jakarta.
Demam pada DBD mempunyai siklus yang khas dan dikenal dengan “Siklus Pelana Kuda”. Menurut dr Tanto Untung yang berpraktek di Kembangan Barat ini mengatakan jika melihat bentuk grafiknya memang seperti pelana kuda. Di siklus tersebut terbagi atas tiga fase. Fase pertama adalah tahapan di mana penderita DBD akan mengalami panas yang sangat tinggi antara 1-3 hari kemudian fase kedua adalah fase dimana demam akan turun secara drastis dan sering mengecoh karena seolah-oleh terjadi kesembuhan. Fase ini terjadi di hari 4-5. dan fase ketiga adalah fase penyembuhan di hari ke 6- dan 7.

fase yang perlu diwaspadai adalah fase kedua, di mana setelah mengalami demam tinggi selama 1-3 hari akan terjadi penurunan panas secara drastis. Banyak orang-orang menganggap turunnya panas ini sebagai penyembuhan. Padahal ini adalah fase yang sangat berbahaya. “Kondisi penderita akan sangat drop dan justru di tahap ini yang paling berbahaya. Jadi penderita harus waspada,” kata dr Tanto. Langkah pertama adalah memperbanyak minum, istirahat dan segera memeriksakan ke dokter.

Beberapa tanda dari penyakit DBD ini adalah adanya bintik-bintik merah pada tubuh dan pada tahap lanjutnya bisa menimbulkan pendarahan seperti mimisan. Bintik-bintik merah tersebut muncul karena adanya pelebaran pembuluh darah sehingga menyebabkan panas tubuh turun mendadak. Untuk itu, dr Tanto menyarankan untuk segera membawa ke dokter. “Jangan coba-cobajadi 'Dokter Pribadi', jika terlambat bisa mengakibatkan kematian,” jelasnya. Pertanyaan tersebut keluar karena banyak orang yang menyepelekan kondisi seperti ini.

Pentingnya mengetahui siklus pelana kuda DBD juga dikatakan oleh salah seorang mantan penderita DBD, Tjetjep Irawati, Head of Information Technologydept CNI. Dirinya tahun lalu merupakan satu dari ribuan warga Jakarta yang terserang penyakit ini. Demam yang tinggi selama hampir tiga hari ditanggapinya dengan mengonsumsi obat penurun panas. Namun, selama tiga hari panas yang dirasakannya tidak turun juga. Hingga akhirnya dirinya memeriksakan diri ke dokter. Hasil cek darah pun keluar dan dinyatakan positif DBD. “Panasnya sangat tinggi hingga 38 derajat. Setelah tidak turun-turun, saya mulai curiga kalau DBD atau tipes,” katanya.

Untuk membantu mempercepat penyembuhan, Tjetjep secara rutin mengonsumsi beberapa suplemen tambahan seperti Wakasa yang diproduksi CNI. Setelah mengonsumsi suplemen tambahan tersebut, trombosit darah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. “Saya dinyatakan boleh pulang oleh dokter di hari ketiga,” tambahnya. Pentingnya suplemen untuk membantu mempercepat proses penyembuhan. “Suplemen tambahan itu intinya membantu mempercepat penyembuhan,” jelasnya. Yang perlu diperhatikan dari suplemen adalah produk tersebut harus terdaftar di BPOM dan memiliki dasar seperti hasil riset dan penelitian yang teruji.*